PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN
DI SD
PENYUSUNAN
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Di susun oleh :
KELOMPOK 8
1.
Anjaswari
Putri Utari 1501025427
2.
Muhammad
Farhan Pratama 1501025227
3.
Sealvyana
Mufti Santoso 1501025327
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.
HAMKA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
karena rahmat dan karunia-Nya kami sebagai
penyusun dapat menyelesaikan tugas serta dapat
menyusunnya dalam bentuk makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu tentang Penyusunan
Langkah-Langkah Pembelajaran.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu dosen
pengampu mata kuliah Perencanaan dan Pembelajaran di SD yang telah memberikan
tugas makalah ini, demi mendorong
semangat serta keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Kamipun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
yang diharapkan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini kedepan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran menjadi tujuan utama. Oleh karena itu, seorang pendidik
hendaknya memperhatikan betul langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan sebelum memulai pembelajaran. Diantara salah satu
langkah yang harus dilakukan seorang pendidik yaitu menyusun
perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh,
dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang
dicapai dari tujuan yang sudah ditetapka. Hal ini berguna untuk memperoleh
kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu, guru dapat
memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik
sehinga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran?
2. Apa saja kriteria penyusunan langkah pembelajaran?
3. Apa saja tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran?
4. Bagaimana strategi penyusunan tahapan pembelajaran?
C. Tujuan Makalah
1.
Mengetahui konsep dasar penyusunan langkah
pembelajaran.
2.
Mengetahui kriteria penyusunan langkah pembelajaran.
3.
Mengetahui tahapan dan ruang lingkup tahapan
pembelajaran.
4.
Mengetahui strategi penyusunan tahapan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
Penyusunan ini pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar
mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah pembelajaran adalah
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah
pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam keberhasilan siswa
menguasai kompetensi dasar. Dengan
kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi ajar yang diberikan. Dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana indikator keberhasilan belajar.
Apakah langkah-langkah yang disusun dalam kegiatan itu dapat mencakup setiap
indikator yang telah dirumuskan. Jika semua indikator sudah dapat ternaungi
oleh kegiatan pembelajaran yang disusun maka tujuan pembelajaran akan lebih
mudah dicapai dan ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar akan sangat
baik.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan khusus
Dalam
merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan
tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum
(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan
oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum
pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang
lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan
tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain
kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran
berkaitan dengan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan
informasi mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai
pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan
aktivitas belajar.
b. Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan
dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan
mental yang ada dalam diri seseorang.
c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang
menggambarkan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk
kerja atau performance yang berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik.
Ketrampilan fisik adalah ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan
menggunakan oto, sedangkan ketrampilan nonfisik adalah ketrampilan seseorang
dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan
suatu permasalahan.
2. Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan
menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong
secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri
fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan
dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati
suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa.
Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang
memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai
pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan
individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan
menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa
belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar
secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat
belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses
pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru,
dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai
pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara
maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi
dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai
pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi
siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa
dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5. Memilih bahan dan alat
Penentuan
bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. keberagaman kemampuan intelektual siswa
b. jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran
khusus yang harus dicapai siswa
c. tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan
secara khusus
d. berbagai alternatif pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran
e. bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. fasilitas fisik yang tersedia
6. Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat
media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama
menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya
dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang
melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai
dengan kebutuhan.
7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur
evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan
evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
B.
Kriteria
Penyusunan Langkah Pembelajaran
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran :
a. Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
b. Ketersediaan sumber belajar.
c. Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d. Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
e. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.
Ada 4 unsur terpenting dalam proses perencanaan pengajaran. Keempatnya
dapat diwujudkan dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:
a. Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).
b. Kemempuan ap yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c. Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik?
(metode dan kegiatan belajar mengajar).
d. Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah
dicapai ? (tata cara evaluasi).
Keempat unsur dasar ini (siswa, tujuan, metode, dan evaluasi) merupakan kerangka acuan untuk perencanaan
pengajaran bersistem. Keempat unsur ini saling keterkaitan dan dapat diaggap
sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh. Dalam kenyataannya, ada
beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan yang membentuk
suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan dengan keempat
unusur dasar tersebut.
Sanjaya (2013: 37-40) menyatakan bahwa, ada
beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan
perencanaan diantaranya:
a. Signifikansi
Dapat diartikan sebagai kebermaknaan.
Nilai signifikansi artinnya adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya
bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.
b. Relevan
Artinya sesuai. Nilai relevansi dalam
perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian
baik internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sedangkan kesesuaian
eksternal mengandung arti bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus
sesuai dengan kebutuhan siswa.
c. Kepastian
Nilai kepastian bermakna bahwa dalam
perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif alternatif yang bisa diplih
akan tetapi berisi langkah langkah pasti yang dapat dilakukan secara
sistematis.
d. Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya
disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya, perencanaan
pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala memilki syarat syarat
tertetntu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan
pembelajaran tidak dapat digunakan. Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun
untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e. Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat
sederhana artiny mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan
yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai
pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.
f. Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus
memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “ apa
yang akan terjadi, seandainya “. Daya ramal ini sangat penting untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan
mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.
C.
Tahapan
dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran
Ruang
lingkup belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan
kegiatan sehari‑hari yang dilakukan baik di lingkungan formal, nonformal,
maupun di masyarakat. Lingkungan formal yaitu sekolah, dan institusi
pendidikan, nonformal antara lain kursus-kursus dan pelatihan, serta lingkungan
masyarakat yang merupakan tempat interaksi sosial.
Kegiatan Belajar yang dialami oleh anak didik dan ada hubungannya dengan
usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik/guru.
Pada sisi lain, kegiatan
belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh tindak pendidikan
atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa
guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan
jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal
itu akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju
kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari
tindakan mendidik yang memberikan materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan
guru. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku baik yang dikehendaki
oleh aturan persekolahan sehingga menghasilkan anak didik yang berjiwa besar
dalam dunia pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar berbudi baik di
mata masyarakat
Dalam pengelolaan
program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dijalani oleh
seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan pembelajaran
mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".
1. Tahap Persiapan atau Perencanaan
Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang
harus dilalui oleh guru dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan
segala sesuatu agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila penyampaian
bahan pembelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembelajaran yang efisien adalah semua bahan pelajaran dapat dipahami
siswa.
Agar proses pembelajaran yang dilakukan efektif dan
efisien, dan anak didik aktif mengikuti pelajaran, guru perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran yang diberikan.
b. Ruang lingkup dan urutan bahan
yang dimiliki.
c. Sarana dan fasilitas yang dimiliki.
d. Jumlah siswa yang akan mengikuti
pelajaran.
e. Waktu jam palajaran yang tersedia.
f. Sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar
berpedoman pada persiapan pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran
disesuaikan dengan urutan yang telah diprogram secara sistematis dalam tahap
persiapan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi
yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal
merupakan kegiatan awal tatap muka antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini
guru memberi petunjuk, pengarahan dan appersepsi, atau dapat juga dengan
menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan memberikan beberapa pertanyaan (pretest).
Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan,
metode dan teknik yang seudah ditentukan. Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat
berupa umpan balik dan penilaian.
Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih
dahulu harus mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
bahan pelajaran, kemudian pada akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai
akhir dari seluruh proses interaksi belajar mengajar.
Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan
metode dan fasilitas yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa. Penggunaan fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa
memahami pelajaran yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan
benar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kesalahan penggunaan metode dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar
dicapai.
3. Tahap Penilaian (Evaluasi)
Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi
untuk mengetahui sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Menurut Nana Sudjana, inti penilaian adalah “proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kreativitas tertentu”.
Sedangkan fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Penilaian berfungsi selektif.
b. Penilaian berfungsi diagnostik.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (Suharsismi Arikanto.
1997: 9).
Untuk mengetahui
apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu diadakan postest
sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk
dan jenis test yang digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:
a. Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang
diberikan.
b. Ujian tertulis
c. Ujian lisan
d. Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.
e. Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.
f. Ujian penampilan
Guru dalam penilaian
harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a. Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa,
sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi
hasil penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajar-mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses
belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa
sebagaimana adanya. penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang
sifatnya komprehensif. dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang
dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotor.
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran. dengan kata lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Penilaian juga
mempunyai fungsi-fungsi berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan
instruksional.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, mengajar
guru, dan lain-lain.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan
dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang situasi dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapai.
Sedangkan tujuan
penilaian adalah:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan nya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuh.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah,
yang seberapa jauh keefektifan nya dalam mengubah tingkah laku para siswa
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c. Menentukan tindaklanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran.
d. Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan
para orang tua siswa.
D.
Strategi
Penyusunan Tahapan Pembelajaran
Secara umum
strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126) dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Strategi pembelajaran juga diartikan sebagai suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang
termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini
bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan,
sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya.
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan
hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk
memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang agar setiap
individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada
gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar.
Kualitas lain yang dikembangkan dan harus terealisasikan dalam proses
pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas,
kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna
membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Di dalam permendikbud No 81A tahun 2013 dinyatakan bahwa untuk
mencapai kualitas yang baik, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip:
(1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik,
(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika,
estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan
pembelajaran yang akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu,
penyusunan tersebut didasarkan pula atas pertimbangan lain, yaitu hambatan yang
mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau guru, seperti waktu, biaya,
fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua tujuan. Urutan
kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya, belum tentu selalu UCL (Uraian,
Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL. Sedangkan urutan kegiatan
pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT (Diskripsi Singkat, Relevansi
dan TP) dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif, Umpan Balik, dan
Tindak Lanjut) tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.
Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang
lain, selalu diikuti pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk
mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping
menggunakan kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran,
menggunakan jenis metode dan media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan
waktu setiap kegiatan tersebut dilakukan atas pertimbangan langkah dalam urutan
kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T, U, T dan komponen metode dan media yang
digunakan. Perubahan pada metode dan media tersebut memungkinkan perubahan
waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Karena itu penyusunan metode
pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan keempat komponen yang
tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media dan
waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan strategi
pembelajaran yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam pengembangan
bahan belajar atau sistem pembelajaran.
Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1.
Langkah
– langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal
a.
Orientasi
: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat
dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca
berita di surat kabar dan sebagainya.
b.
Apersepsi
: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.
Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang
harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
d.
Pemberian
Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat
berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
e.
Pembagian
kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
(sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2.
Langkah
– langkah pembelajaran Inti
Kegiatan inti
merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang
hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa
benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut
termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Langkah
pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa
untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Untuk
memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa
(LKS).
3.
Langkah
– langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )
Penutup
merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak hanya sekadar
mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguatan
terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. guru
memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam kegiatan penutup
juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
Disamping itu
Guru bisa mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan. Guru memeriksa
hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau
meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
Langkah-langkah pembelajaran
dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks
sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Penyusunan ini pada hakikatnya
memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar.Langkah-langkah
pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diberikan.Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman
belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran, memilih
bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik, perencanaan evaluasi dan
pengembangan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran :
mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, ketersediaan sumber belajar, merumuskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memilih dan menetapkan isi dan muatan
(bahan ajar), dan merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.
Dalam pengelolaan
program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dijalani oleh
seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan pembelajaran
mata pelajaran antara lain, yaitu: Tahap persiapan atau perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian atau evaluasi.
B.
Saran
Dengan
adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman calon guru agar dapat
meningkatkan kepemahaman tentang langkah-langkah penyusunan pembelajaranguna
meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abduh
Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung. Remaja Rosda Karya.
JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsismi Arikanto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Afid
Burhanuddin. 2014. Hakikat Definisi dan Ruang Lingkup Belajar dan Pembelajaran.
Diakses hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016 Jam 19.25 Wib. (https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/hakikat-definisi-dan-ruang-lingkup-belajar-dan-pembelajaran/).
Bakelite Abella Zinc Alloy Bakelite - TITanium Art
BalasHapusBakelite Abella Zinc Alloy Bakelite titanium for sale is a Bakelite used ford edge titanium Bakelite Bakelite Bakelite. Bakelite titanium aftershokz Bakelite Bakelite is a titanium astroneer Bakelite Bakelite Bakelite Bakelite made does titanium have nickel in it of Bakelite material. The bakelite