Rabu, 30 November 2016

makalah perencanaan di SD "penyusunan langkah-langkah pembelajaran"

PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN DI SD

PENYUSUNAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

 Hasil gambar untuk logo uhamka fkip
Di susun oleh : 
KELOMPOK 8

1.      Anjaswari Putri Utari                                      1501025427
2.      Muhammad Farhan Pratama                           1501025227
3.      Sealvyana Mufti Santoso                                1501025327

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016








KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas serta dapat menyusunnya dalam bentuk makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu tentang Penyusunan Langkah-Langkah Pembelajaran.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Pembelajaran di SD yang telah memberikan tugas makalah ini,  demi mendorong semangat serta keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Kamipun  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan,  untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna  menyempurnakan makalah ini kedepan.



                                                                                                Penyusun







DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan utama. Oleh karena itu, seorang pendidik hendaknya memperhatikan betul langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum memulai pembelajaran. Diantara salah satu langkah  yang harus dilakukan seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapka. Hal ini berguna untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu, guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik sehinga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran?
2.      Apa saja kriteria penyusunan langkah pembelajaran?
3.      Apa saja tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran?
4.      Bagaimana strategi penyusunan tahapan pembelajaran?

C.    Tujuan Makalah

1.      Mengetahui konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran.
2.      Mengetahui kriteria penyusunan langkah pembelajaran.
3.      Mengetahui tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran.
4.      Mengetahui strategi penyusunan tahapan pembelajaran.




BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran

Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar. Dengan kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi ajar yang diberikan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana indikator keberhasilan belajar. Apakah langkah-langkah yang disusun dalam kegiatan itu dapat mencakup setiap indikator yang telah dirumuskan. Jika semua indikator sudah dapat ternaungi oleh kegiatan pembelajaran yang disusun maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai dan ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar akan sangat baik.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.   Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a.      Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b.      Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam diri seseorang.
c.      Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Ketrampilan fisik adalah ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan oto, sedangkan ketrampilan nonfisik adalah ketrampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2.      Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya  sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3.   Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4.   Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.


5.   Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       keberagaman kemampuan intelektual siswa
b.      jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c.       tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.      berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e.       bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f.       fasilitas fisik yang tersedia
6.   Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.   Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

B.     Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran :
a.       Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
b.      Ketersediaan sumber belajar.
c.       Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d.      Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
e.       Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Ada 4 unsur terpenting dalam proses perencanaan pengajaran. Keempatnya dapat diwujudkan dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:
a.       Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).
b.      Kemempuan ap yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c.       Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (metode dan kegiatan belajar mengajar).
d.      Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai ? (tata cara evaluasi).

Keempat unsur dasar ini (siswa, tujuan, metode, dan evaluasi)  merupakan kerangka acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsur ini saling keterkaitan dan dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh. Dalam kenyataannya, ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan yang membentuk suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan dengan keempat unusur dasar tersebut.
Sanjaya (2013: 37-40) menyatakan bahwa, ada beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan diantaranya:
a.       Signifikansi
Dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinnya adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.
b.      Relevan
Artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sedangkan kesesuaian eksternal mengandung arti bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
c.       Kepastian
Nilai kepastian bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif alternatif yang bisa diplih akan tetapi berisi langkah langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.
d.      Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala memilki syarat syarat tertetntu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e.       Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artiny mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.
f.       Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “ apa yang akan terjadi, seandainya “. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.


C.    Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran

Ruang lingkup belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan sehari‑hari yang dilakukan baik di lingkungan formal, nonformal, maupun di masyarakat. Lingkungan formal yaitu sekolah, dan institusi pendidikan, nonformal antara lain kursus-kursus dan pelatihan, serta lingkungan masyarakat yang merupakan tempat interaksi sosial.
Kegiatan Belajar yang dialami oleh anak didik dan ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik/guru.
Pada sisi lain, kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh tindak pendidikan atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal itu akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan mendidik yang memberikan materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan guru. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku baik yang dikehendaki oleh aturan persekolahan sehingga menghasilkan anak didik yang berjiwa besar dalam dunia pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar berbudi baik di mata masyarakat
Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".
1.      Tahap Persiapan atau Perencanaan
Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang efisien adalah semua bahan pelajaran dapat dipahami siswa.
Agar proses pembelajaran yang dilakukan efektif dan efisien, dan anak didik aktif mengikuti pelajaran, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tujuan pembelajaran yang diberikan.
b.       Ruang lingkup dan urutan bahan yang dimiliki.
c.       Sarana dan fasilitas yang dimiliki.
d.       Jumlah siswa yang akan mengikuti pelajaran.
e.       Waktu jam palajaran yang tersedia.
f.       Sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.

2.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar berpedoman pada persiapan pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan yang telah diprogram secara sistematis dalam tahap persiapan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan awal tatap muka antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang seudah ditentukan. Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat berupa umpan balik dan penilaian.
Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih dahulu harus mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran, kemudian pada akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai akhir dari seluruh proses interaksi belajar mengajar.
Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan metode dan fasilitas yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Penggunaan fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa memahami pelajaran yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan benar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kesalahan penggunaan metode dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar dicapai.
3.      Tahap Penilaian (Evaluasi)
Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Menurut Nana Sudjana, inti penilaian adalah “proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kreativitas tertentu”.
Sedangkan fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
a.       Penilaian berfungsi selektif.
b.      Penilaian berfungsi diagnostik.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan.
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (Suharsismi Arikanto. 1997: 9).

Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu diadakan postest sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk  dan jenis test yang digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:
a.       Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang diberikan.
b.      Ujian tertulis
c.       Ujian lisan
d.      Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.
e.       Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.
f.       Ujian penampilan

Guru dalam penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a.       Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa, sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b.      Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c.       Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor.
d.      Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. dengan kata lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

Penilaian juga mempunyai fungsi-fungsi berikut:
a.       Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.
b.      Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, mengajar guru, dan lain-lain.
c.       Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan  dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang situasi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapai.

Sedangkan tujuan penilaian adalah:
a.       Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan nya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh.
b.      Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang seberapa jauh keefektifan nya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c.       Menentukan tindaklanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran.
d.      Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

D.    Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126) dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan  bahwa  strategi pembelajaran  adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga diartikan sebagai suatu set materi dan  prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi  pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.  Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,  pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk  bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi  pencapaian kompetensi yang telah dirancang agar setiap individu mampu menjadi  pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan  peradaban dan martabat bangsa.
Di dalam permendikbud No 81A tahun 2013 dinyatakan bahwa untuk mencapai kualitas yang baik, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang  beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula atas pertimbangan lain, yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau guru, seperti waktu, biaya, fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua tujuan. Urutan kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya, belum tentu selalu UCL (Uraian, Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL. Sedangkan urutan kegiatan pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT (Diskripsi Singkat, Relevansi dan TP) dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif, Umpan Balik, dan Tindak Lanjut) tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.
Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang lain, selalu diikuti pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping menggunakan kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran, menggunakan jenis metode dan media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan waktu setiap kegiatan tersebut dilakukan atas pertimbangan langkah dalam urutan kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T, U, T dan komponen metode dan media yang digunakan. Perubahan pada metode dan media tersebut memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Karena itu penyusunan metode pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan keempat komponen yang tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media dan waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan strategi pembelajaran yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam pengembangan bahan belajar atau sistem pembelajaran.
Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal
a.       Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
b.      Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
c.       Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata pelajaran yang akan di sampaikan.
d.      Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
e.       Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2.      Langkah – langkah pembelajaran Inti
Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).

3.      Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak hanya sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguatan terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Disamping itu Guru bisa mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan. Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.



BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan

Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar.Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan.Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, memilih bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik, perencanaan evaluasi dan pengembangan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran : mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, ketersediaan sumber belajar, merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar), dan merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.
Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: Tahap persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.

B.     Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman calon guru agar dapat meningkatkan kepemahaman tentang langkah-langkah penyusunan pembelajaranguna meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA


Abduh Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsismi Arikanto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Afid Burhanuddin. 2014. Hakikat Definisi dan Ruang Lingkup Belajar dan Pembelajaran. Diakses hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016 Jam 19.25 Wib. (https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/hakikat-definisi-dan-ruang-lingkup-belajar-dan-pembelajaran/).

1 komentar:

  1. Bakelite Abella Zinc Alloy Bakelite - TITanium Art
    Bakelite Abella Zinc Alloy Bakelite titanium for sale is a Bakelite used ford edge titanium Bakelite Bakelite Bakelite. Bakelite titanium aftershokz Bakelite Bakelite is a titanium astroneer Bakelite Bakelite Bakelite Bakelite made does titanium have nickel in it of Bakelite material. The bakelite

    BalasHapus