<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-1509091509970704",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
PERENCANAAN
DAN PEMBELAJARAN DI SD
PERENCANAAN
PEMBELAJAN

Oleh:
KELOMPOK 8
1.
Anjaswari
Putri Utari 1501025427
2.
Sealvyana
Mufti Santoso 1501025327
3.
Muhammad
Farhan Pratama 1501025227
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas serta dapat menyusunnya dalam bentuk makalah.
Adapun pengkajian makalah ini yaitu tentang Perencanaan Pembelajaran.
Ucapan terimakasihkami sampaikan kepada Ibu dosen pengampu matakuliah Perencanaan
dan Pembelajaran di SD yang telah memberikan tugas makalah ini, demi mendorong semangat serta keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Kamipun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini kedepan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai
upaya untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa mencakup pengembangan manusia, baik
sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan. Manusia sebagai insan
menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya, manusia menjadi dasar
dari kehidupan. Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai insan seutuhnya
akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu prilaku
dalam membangun diri dan lingkungannya.
Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas
sumberdaya manusia, pendidikan bisa dikatakan sebagai faktor utama pengembangan
sumberdaya manusia. Berkenaan dengan pendidikan, hal tersebut identik dengan
pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan,
kurikulum dan manajemennya dari pemerintah.
Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan
pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigma dan kurikulum,
namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belum memberikan hasil yang
memuaskan. Diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah
dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya
perencanaan yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang
diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus
melihat dan melibatkan komponen-komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
perencanaan pembelajaran?
2.
Apa tujuan dan
fungsi perencanaan pembelajaran?
3.
Apa manfaat dari
perencanaan pembelajaran?
4.
Bagaimana
prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran?
5.
Apa saja model dan
langkah perencanaan pembelajaran?
6.
Apa saja ruang
lingkup perencanaan pembelajaran?
7.
Apa peran pendidik
dalam perencanaan pembelajaran?
C.
Tujuan
Makalah
Makalah sederhana
ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui
pengertian perencanaan pembelajaran.
2.
Mengetahui fungsi
perencanaan pembelajaran.
3.
Mengetahui manfaat
dari perencanaan pembelajaran.
4.
Mengetahui
prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran.
5.
mengetahui berbagai
macam model perencanaan pembelajaran.
6.
mengetahui ruang
lingkup perencanaan pembelajaran.
7.
mengetahui peran
pendidik dalam perencanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Perencanaan Pembelajaran
1.
Pengertian Perencanaan
Perencanaan
merupakan kegiatan menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan mengandung ranngkaian
keputusan dari penentuan tujuan, kebijakan, program, metode-metode dan prosedur
tertentu. Berikut berbagai definisi tentang perencanaan yang dikemukakan oleh
banyak ahli:
a.
Menurut
Steller, perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan
kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber.
b.
Menurut
Robbins, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan.
c.
Menurut
Louis A. Allen, perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Jika dilihat
dari beberapa definisi di atas, pada hakikatnya perencanaan merupakan usaha
untuk mencari dan mencapai wujud yang akan datang. Perencanaan adalah suatu
cara untuk membuat kegiatan dapat berjalan secara baik, disertai dengan
berbagai langkah antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.
Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan proses membelajarkan peserta didik agar berhasil mencapai tujuan.
Berikut beberapa pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli:
a.
Undang-Undang No.20
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 120,pembelajaran merupakan sebuah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar.
b.
Dimyati dan Mudjiono,
pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui
desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih
menekankan pada sumber belajar yang disediakan.
c.
Warsita
Pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha dalam membuat peserta didik agar mau belajar atau suatu bentuk aktivitas untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha dalam membuat peserta didik agar mau belajar atau suatu bentuk aktivitas untuk membelajarkan peserta didik.
d.
Slavin
Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku seseorang individu yang disebabkan oleh sebuah pengalaman.
Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku seseorang individu yang disebabkan oleh sebuah pengalaman.
e.
A. Kimble
Pembelajaran
adalah perubahan yang kekal secara relatif dalam upaya tingkah laku akibat dari
latihan yang diperkuat.
3.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Beberapa
pengertian perencanaan pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a.
Menurut
Ritchy, perencanaan pembelajaran adalah proses detail spesifik untuk
pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan
diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
b.
Menurut
Smith & Ragan, perencanaan pembelajaran adalah proses sitematis dalam
mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk
bahan dan aktivitas pembelajaran.
c.
Menurut
Zook, perencanaan pembelajaran adalah proses berpikir sistematis untuk membantu
pelajar memahami (belajar).
d.
Menurut
Toeti Sukamto, perencanaan pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran
sebagai suatu sistem yang akan
terintegrasi dan terdiri atas beberapa unsur yang saling berinteraksi.
e.
Menurut
Nana Sudjana, perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan
apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran, yaitu dengan
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran
sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan( materi), cara penyampaian
kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi
jelas dan sistematis.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa perencanaan pembelajaran
adalah kegiatan merencanakan semua komponen pembelajaran, terutama yang
terencana (tujuan, materi, strategi/metode, langkah-langkah, sumber bahan, dan
penilaian) sehingga proses pembelajaran berjalan secara baik dan mencapai hasil
yang optimal.
Secara lebih
operasional, perencanaan pembelajaran dapat diartikan ssebagai proses menyusun
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1.
Tujuan
perencanaan pembelajaran
Tujuan
perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah sebagai berikut:
1.
Menjadi
landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan
indikator yang telah ditetapkan.
2.
Memberikan
gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek (proses pembelajaran) yang akan
dilaksanakan.
3.
Memberikan
pengaruh terhadap pengembangan individu siswa karena disusun dengan menggunakan
pendekatan sistem.
2.
Fungsi
perencanaan pembelajaran
Adapun fungsi
dari perencanaan pembelajaran seperti dikemukakan Oemar Hamalik (2001) adalah
sebagai berikut:
1.
Memberikan
guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan
dengan pembelajaran untuk mencapai tujuan.
2.
Membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap tujuan
pendidikan.
3.
Menambah
keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
4.
Membantu
guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa dan mendorong
motivisi siswa.
5.
Membantu
guru memelihara kegairahan mengajar dan dan senantiasa memberikan bahan-bahan
yang update pada siswa.
C. Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Proses
pembelajaran tanpa perencanaan akan mengurangi fokus pembelajaran, metode,
teknik penyampaian, dan materi yang hanya seadanya, manajemen waktu yang tidak
proporsional serta tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran
yang susah tercapai dan terukur. Dengan demikian perencanaan pembelajaran yang
disiapkan secara baik memiliki manfaat yang besar, yaitu sebagai:
1.
Petunjuk
arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Pola
dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur dalam terlibat dalam
kegiatan.
3.
Pedoman
kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun peserta didik.
4.
Alat
ukur efektif tidaknya pembelajaran sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan pembelajaran.
5.
Bahan
penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.
Menghemat
waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
D. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran dikembangkan dengan berpegang pada beberapa prinsip sebagai
berikut:
1.
Signifikansi,
tingkat pengaruh perencanaan pembelajaran yang dibuat dengan proses hasil
pembelajaran yang diharapkan.
2.
Feasibilitas,
perencanaan pembelajaran memperhatikan realitas komponen pembentuk sistem
pembelajaran.
3.
Relevansi,
perencanaan memberikan jaminan pelaksanaan dan ketercapaian tujuan
pembelajaran.
4.
Kepastian,
perencanaan pembelajaran memastikan faktor-faktor yang mendukung dan
meminimalkan faktor yang menghambat pembelajaran.
5.
Ketelitian,
perencanaan pembelajaran didasari pada ketelitian dan keterincian dalam
merencanakan setiap faktor yang mendukung proses pembelajaran.
6.
Adaptabilitas,
perencanaan pembelajaran yang dibuat tidak berarti kaku, tetapi mampu
mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga
tetap konsisten mencapai tujuan pembelajaran.
7.
Ketepatan
waktu, perencanaan pembelajaran memperhatikan ketersediaan waktu yang
dibutuhkan untuk proses pembelajaran.
8.
Monitoring
dan evaluasi, perencanaan pembelajaran memungkinkan monitoring dan evaluasi
sehingga dicapai perencanaan yang ideal dan pelaksanaan pembelajaran yang
efektif.
E. Model dan Langkah Perencanaan Pembelajaran
Model
perencanaan pembelajaran terus berkembang sesuai perkembangan dan kebijakan tentang
pendidikan atau kurikulum. Secara teoritik dan ptaktik, ada beberapa model
perencanaan pembelajaran:
1.
Model Tradisional
Model ini
dikembangkan oleh Glaser (1968) yang sering disebut dengan Pola Dasar Pokok (PDP).
Menurut PDP pembelajaran terdiri atas 4 komponen yang perlu direncanakan.
a.
Instructional
Objectives (IO) atau
tujuan pembelajaran.
b.
Entering
Behavior(EB) atau
penelaahan kemampuan peserta didik.
c.
Instructional
Prosedur(IP) atau
proses pembelajaran.
d.
Performance
Assesment(PA) atau
penilaian terhadap tujuan pembelajaran.
2.
Model Banathy
Model ini
dikembangkan oleh Bela H. Banathy meliputi 6 komponen:
a.
Merumuskan
tujuan.
b.
Mengembangkan
tes.
c.
Menganalisis
kegiatan pembelajaran.
d.
Mendesain
sistem pembelajaran.
e.
Melaksanakan
kegiatan dan mengetes hasil.
f.
Mengadakan
perbaikan.
3.
Model Kemp
Model ini
dikembangkan oleh Jerol Kemp meliputi 8 komponen:
a.
Menentukan
tujuan pembelajaran umum.
b.
Membuat
analisis tentang karaktersitik siswa.
c.
Menentukan
tujuan pembelajaran khusus.
d.
Menentukan
materi pembelajaran.
e.
Menentukan
penjajagan awal.
f.
Menentukan
strategi pembelajaran.
g.
Mengkoordinasikan
sarana penunjang pembelajaran.
h.
Mengadakan
evaluasi.
4.
Model IDI (Instructional
Development Institute)
Model ini
dikembangakn oleh University Consorlium for Instructional Development and Technology.
Model ini terdiri atas 3 langkah utama yang setiap langkahnya terdiri atas 3
langkah yaitu:
a.
Devine (Penentuan)
1.
Identifikasi
masalah.
2.
Analisis
latar.
3.
Pengorganisasian
materi.
b.
Develop (Pengembangan)
1.
Identifikasi
tujuan.
2.
Penentuan
dan pemilihan metode.
3.
Penyusunan
prototype.
c.
Evaluate (Evaluasi)
1.
Tes
uji coba.
2.
Analisis
hasil.
5. Model Dick and Caarey
Model ini
dikembangkan oleh Dick and Caarey (2001) meliputi 8 komponen, yaitu:
a.
Membuat
analisis pembelajaran.
b.
Membuat
analisis tentang karakteristik siswa.
c.
Menentukan
tujuan pembelajaran khusus.
d.
Mengembangkan
instrumen penilaian.
e.
Menentukan
strategi pembelajaran.
f.
Menentukan
materi pembelajaran.
g.
Melakukan
evaluasi pembelajaran.
6.
Model ROPES
(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)
Model perencanaan
pembelajaran ROPES dikembangkan oleh Hunt dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a.
Review, yaitu mengawali pembelajaran dengan pretest.
b.
Overview, yaitu menyampaikan secara ringkas isi dan strategi yang akan
digunakan.
c.
Presentation, yaitu inti pembelajaran.
d.
Exercise, yaitu memberikan latihan dan tugas-tugas.
e.
Summary, yaitu menyimpulkan dan memberikan penguatan.
7.
Model PSSI (Program
Pengembangan Sistem Instruksional)
Model ini
sebagai bentuk implementasi kurikulum 1975 untuk jenjang pendidikan SD, SMP,
dan SMA dan Kurikulum 1976 untuk SMK, meliputi 5 komponen, yaitu:
a.
Merumuskan
tujuan instruksional khusus (TIK).
b.
Menyusun
alat evaluasi.
c.
Menentukan
kegiatan belajar dan materi pelajaran.
d.
Merencanakan
program kegiatan.
e.
Melaksanakan
program.
8.
Model Kurikulum
1994
Model ini merupakan modifikasi dari model PSSI, terutama pada
tingkat operasionalnya. Pada tingkat operasional dikembangkan dengan Model
Satuan Pelajaran (MSP) untuk satu pokok bahasan dan Rencana Pengajaran (RP)
untuk satu kali pertemuan tatap muka.
9.
Model KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan)
Model ini
merupakan implementasi KTSP berdasarkan Permendiknas SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/SMK/MA/MAK, meliputi 7 langkah, yaitu:
a.
Analisis
standar isi (standar kompetensi, kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan,
sebagai dasar menyusun indikator.
b.
Merumuskan
tujuan pembelajaran.
c.
Menentukan
materi pembelajaran.
d.
Merencanakan
metode dan strategi pembelajaran.
e.
Merumuskan
langkah-langkah pembelajaran.
f.
Menentukan
sumber bahan dan media pembelajaran.
g.
Menentukan
penilaian (teknik, bentuk, instrumen, kunci jawaban/rubrik penilaian, dan
penskoran).
F. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan
model-model perencanaan pembelajaran yang sekaligus menentukan
langkah-langkahnya, ruang lingkup perencanaan pembelajaran dapat dibedakan
menjadi 2 segi, yaitu substansi teoritis dan operasional praktis.
1.
Secara substansi teoritis,
perencanaan pembelajaran meliputi 6 komponen, yaitu:
a.
Perumusan
tujuan pembelajaran.
b.
Pengembangan
materi pembelajaran.
c.
Pemilihan
metode dan strategi pembelajaran.
d.
Penentuan
langkah-langkah pembelajaran.
e.
Pemilihan
sumber bahan dan media pembelajaran.
f.
Pengembangan
penilaian pembelajaran.
2.
Secara operasional praktis,
perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang menghasilkan dokumen
perencanaan pembelajaran, yang memuat komponen-komponen substansial.
Dokumen-dokumen perencanaan tersebut meliputi:
a.
Program
tahunan.
b.
Program
semester.
c.
Silabus.
d.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e.
Program
penilaian, termasuk penentuan kriteria ketuntasan miniman (KKM).
G. Pendidik sebagai perencana pembelajaran
Rencana
pembelajaran, sebenarnya dapat dikembangkan oleh siapa saja yang memiliki
kompetensi untuk mengembangkan recana pembelajaran (ahli desain pembelajaran).
Akan tetapi, dalam kegiatan pembelajaran formal di sekolah, pendidik sebagai
subsistem dari proses pembelajaran memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
merencanakan pembelajaran.
Guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik untuk mengembangkan
kurikulum, yang secara operasional berarti menyusun perencanaan pembelajaran,
yang meliputi:
1.
Menyusun
silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum.
2.
Menyusun
RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.
3.
Menyusun
dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
4.
Menyusun
dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
5.
Menyusun
dan menggunakan berbagai sumber dan media belajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
6.
Memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.
7.
Menyelenggarakan
penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merencanakan semua
komponen pembelajaran, terutama yang terencana (tujuan, materi,
strategi/metode, langkah-langkah, sumber bahan, dan penilaian) sehingga proses
pembelajaran berjalan secara baik dan mencapai hasil yang optimal.
Tujuan perbuatan perencanaan pembelajaran adalah untuk
menjadi landasar bagi guru dan siswa untuk mencapai indikator yang ditetapkan,
memberikan gambaran kerja jangka pendek, dan memberikan pengaruh terhadap
pengembangan sistem.
Perencanaan pembelajaran juga memilliki banyak manfaat
serta fungsi tertentu untuk perkembangan dunia pendidikan. Perencanaan
pembelajaran juga memiliki banyak model, dimulai dari tahun 1968 yaitu model
tradisional sampai moder terkini yaitu model KTSP dan Kurtilas.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman
calon guru agar dapat meningkatkan kepemahaman tentang perencanaan
pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran guna meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah B. 2011.PERENCANAAN PEMBELAJARAN.Jakarta:PT Bumi
Aksara.
Martiyono.2012.PERENCANAAN PEMBELAJARAN.Yogyakarta:Aswaja
Pressindo.